TUGAS
4
Nama : Nia Maretta Pranatagari
Kelas : 1PA13
NPM : 15516399
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Yeni Nuraini
Prosa
lama dan Prosa baru
Prosa lama
merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan
barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan,
disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan
Islam masuk ke indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk
tulisan pun mulai banyak dikenal. Bentuk-bentuk sastra prosa lama, yaitu
:
1. 1. Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab,
berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta
raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang
dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal.
Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat
Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan,
Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
2. Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk
prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang
diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan
peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan
silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah
Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis
tahun 1612.
3. Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan
atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh: Kisah
Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat
khayal.
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul
setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Karya-karya prosa
yang dihasilkan oleh masyarakat baru Indonesia mulai fleksibel dan bersifat
universal. Bentuk-bentuk prosa baru, yaitu :
1. Roman
Roman
adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan
segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari
masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman
mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan
menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk
dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
2.
Novel
Novel
berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru
yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling
menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perubahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel
pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
3.
Cerpen
Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik
atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib
pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul
Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4.
Riwayat
Riwayat
(biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain
sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto
Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5.
Kritik
Kritik
adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang
sifatnya objektif dan menghakimi.
6.
Resensi
Resensi
adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama,
dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari
berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai
dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
7.
Esai
Esai
adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll.
Biografi dan Otobiografi
Biografi merupakan suatu teks yang berisi tentang kisah
kehidupan seseorang, mulai dari kelahiran, latar belakang keluarga, serta
perjalanan hidup yang telah dijalani. Ciri-ciri biografi, yaitu :
1.
Menurut fungsinya :
Ø Untuk memberikan gambaran tentang kehidupan dan riwayat
seseorang
Ø Untuk memberikan gambaran bagi pembaca tentang tema dan
bobot karya seseorang yang akan dibeli
Ø Menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian hidup
seseorang
2.
Menurut tujuannya :
Ø Agar pembaca dan penulis dapat mengetahui perjalanan
hidup tokoh yang dibaca
Ø Agar dapat mengambil pelajaran dari kehidupan tokoh
tersebut
Ø Agar pembaca dan penulis dapat mencontoh tokoh tersebut
3.
Menurut unsurnya :
Ø Ditulis berdasarkan sudut pandang orang ketiga
Ø Riwayat hidup ditulis dari data-data yang ada
Ø Data-data pribadi tentang tokoh bisa saja meragukan
Otobiografi
merupakan deskripsi
yang sifatnya mendetail mengenai kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang
lain atas izin, kerjasama, dan partisipasi dari subjek (orang) yang ditulis
ataupun dari ahli waris subjek (orang) yang ditulis. Ciri-ciri
otobiografi, yaitu :
1.
Menurut
fungsinya :
Ø Untuk mengetahui kehidupan, riwayat,
prestasi dan lain-lain dari orang tersebut
2.
Menurut
tujuannya :
Ø Agar oranglain dapat membaca riwayat
hidupnya
Ø Agar oranglain dapat mengetahui seluk
beluk kehidupannya
3.
Menurut
unsurnya :
Ø Ditulis berdasarkan sudut pandang yang
melakukan
Ø Riwayat hidup ditulis berdasarkan apa
yang dirasakan/dilakukan
Ø Data-data pribadi terpercaya
Biografi ahli Antropolog yang memberi
kontribusi pada kebudayaan
Franz Boas (1858 – 1942)
Franz Boas dikenal
sebagai bapak antropologi Amerika Jerman dan dihormati sebagai pendiri
antropologi modern yang menerima gelar doktornyadalam bidang fisika,
dan melakukan pekerjaan post-doktoral di geografi. Boas dikenal sebagai
orang pertama yang menerapkan metode ilmiah dalam mempelajari masyarakat dan
kebudayaan manusia.
Dalam bukunya yang
berjudul The Maind of Primitive Man (1911), ia menegaskan dirinya
menentang rasialisme dengan mengeluarkan argumen bahwa variasi dari fenotipe
dalam sebuah ras tidak dapat dijadikan justifikasi untuk melihat
tingkatan kemajuan suku bangsa (ethnocentrism) sebagai yang terbelakang (inferior)
dan suku bangsa yang cukup maju (superior).
Boas juga mempublikasikan kritikannya terhadap berbagai tuduhan terhadap kebudayaan terbelakang (rasialisme) dalam artikel yang berjudul The Limitations of The Comparative Method of Anthropology (1896). Konsepnya mengenai relativisme kebudayaan (cultral relativism) berhasil mengibarkan namanya di bidang antropologi.
Menurut Boas dalam
prinsip relativisme kebudayaan, bahwa semua kebudayaan adalah sama dan dapat
dibandingkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada bagi Boas yang
disebut kebudayaan terbelakang atau maju. Semua kebudayaan harus dipandang
sebagai dirinya sendiri.
Dalam pertemuan AAA, Boas
mendorong "empat bidang" konsep antropologi, ia secara pribadi
memberikan kontribusi terhadap antropologi fisik, linguistik, arkeologi, serta
antropologi budaya. Karyanya di bidang ini adalah perintis dalam
antropologi fisik, ia memimpin sarjana dari klasifikasi taksonomi statis ras,
untuk penekanan pada biologi manusia dan evolusi. Dalam linguistik ia menerobos
keterbatasan filologi klasik dan mendirikan beberapa masalah sentral dalam
modern linguistik dan antropologi kognitif, dalam antropologi budaya dia
(bersama dengan Bronisław antropolog Malinowski) mencoba mendirikan pendekatan
kontekstualis dengan budaya, relativisme budaya, dan peserta-metode observasi
lapangan.
Boas berpendapat bahwa
untuk memahami "apa yang" dalam antropologi budaya, ciri-ciri budaya
tertentu (perilaku, kepercayaan, dan simbol) orang harus memeriksa mereka dalam
konteks lokal mereka. Dia juga memahami bahwa sebagai orang bermigrasi
dari satu tempat ke tempat lain dan karena perubahan konteks budaya dari waktu
ke waktu, unsur-unsur budaya, dan makna mereka, akan berubah, yang membuatnya
menekankan pentingnya sejarah lokal untuk analisa budaya.
Dia mempelajari budaya
Indian Kwatiutl secara intensif. Boas menyatakan bahwa koleksi data dari setiap
aspek adalah unsur yang penting untuk memahami suatu budaya masyarakat. Hasil
karyanya yang terkenal termasuk The Mind of Primitive Man (1911), Antrhopology
and Modern Life (1928) dan Race, Language and Culture (1940).